Kamis, 01 November 2012

“Beautiful world” di tengah negeri mengerikan.



Indonesia adalah negari dimana aku tinggal bersama kedua orang tuaku dan saudaraku. Banyak keindahan alam yang menggambarkan negeriku tercinta ini. Hamparan laut yang kaya akan sumber daya alam, tanah yang subur, budaya dan adat istiadat yang beraneka ragam dan yang terpenting adalah keramahan orang-orangnya. Akan tetapi sekarang ini, semua itu seperti hanya sebuah dongen sebelum tidur. Keindahan Indonesia-ku tidak seperti dulu, kini banyak sekali kisah-kisah mengerikan yang menggambarkan negeri indahku ini.
Kisah mengerikan telah menjadi sesuatu yang tidak asing lagi. Korupsi yang merajalela, kelaparan dimana-mana, bencana alam yang tidak berkesudahan, ekploitasi sumber daya alam seenaknya sendiri, pertikaian antar pribumi dan masih banyak lagi kisah mengerikan di Indonesiaku. Sedikit kisah itu sudah tidak menggambarkan keindahan yang dulu aku rasakan tentang negeriku yang kini menjadi mengerikan ini. Tidak salah kalau aku menyebut keindahan Indonesia hanya sebuah dongeng yang lama kelamaan akan hilang dan musnah dimakan waktu.
Disisi lain, hal tersebut tidak dirasakan oleh para expatriate yang ada di Indonesia. Mereka merasa fine-fine saja dengan fasilitas yang mereka dapatkan di negeri ini. Ada beberapa komentar dari para expatriate di Indonesia yang saya ambil dari salah satu blog yang dibuat oleh Sani Adipura (http://lifestyle.kompasiana.com/urban/2011/07/13/indonesia-surga-bagi-para-expatriate/):

Exp 1.
Actually I don’t know WHY, other than being offered a great job.
BUT from my time living and working in Jakarta and Bandung, plus responsible for offices in Solo and Semarang, I thoroughly enjoyed my time there and would return tomorrow.
The people are great.
Business is challenging but rewarding.
So many places to visit over the weekends, or for short breaks.
The food is delicious.
I am ACTIVELY looking for an opportunity to return to Indonesia and open to discuss the best “win-win” solution.

Exp 2.
When I turned 40 in Australia I was told by all & sundry that I was too old to be employed anymore even though I was a qualified electrical engineer. I was offered a position here in Indonesia and I’ve made the transition from being a “herd follower” in Oz to a successful life here. I’ve been here for nearly 20 years now, raised a new family and get offered positions all over the World.
I wouldn’t go back to live in Oz for quids mate…!!!
 
Exp 3.
I first visited Indonesia on a two week high school trip in ‘93. Even back then as a teenager I was drawn to one day live in Indonesia. Many trips to Indonesia would follow including six months at Universitas Gadjah Mada in Yogyakarta to further my Bahasa Indonesia studies. I’m now moving to Indonesia once more, drawn by the rapidly growing number of internet users and Indonesia being a great travel destination as well as source of travellers both domestic and international. I’ve always found Indonesia to be a great place full of amazing people, an interesting culture, great food and lots to do
 
Exp 4.
Life in Indonesia is just amazing, specially the people and the rainforest through all this country. I’m Mexican and I just arrived here one year ago and my contract is nearing to end, but after all this time here, now I’m sure… I’m going to resign my company and try to start a new life in Indonesia. By the way, if you know any Oil & Gas companies that required a Piping Engineer please let me know.

            Dapat dilihat, apa yang expatriate berbeda dengan yang aku rasakan bahwa Indonesia sudah sangat memilukan. Apakah karena mereka tidak merasa memiliki tanah air tercinta ini? ataukah kita yang masih kurang bersyukur? ataukah pemerintah yang kurang becus untuk merawat negeri yang dulu sangat elok ini? Tinggalkan sedikit kemontarmuuuu….. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar